High hope
Tak
ada yang bisa diucapkan selain rasa syukur, masih diberi kesempatan utnuk
hidup. Pagi yang indah dengan sinar matahari di ufuk timur sangat elok terlihat, daun meneteskan
embun-embun kehidupan, angin melambai-lambai di dedaunan menambah sejuk pagi
ini.
Ku
langkahkan kaki dengan ucap basmallah berharap hari ini akan lebih baik. Hari
ini kali pertama ku injakan kaki di jenjang sekolah menengah . Suasana baru
membuat hatiku agak pilu. Mungkin kenangan dulu ketika di jenjang pertama belum
bisa dilupakan. Tapi, aku enggak bisa begini terus, aku harus memulai lembaran
baru, menuntut ilmu itu tak kenal lelah. Kutekadkan dalam hati supaya aku bisa menjalaninya
dengan baik.
Tak
berapa lama belpun berbunyi, akupun masuk bersama anak-anak lain yang sama
sekali gak ada satupun yang ku kenal. Hanya gerombolan-gerombolan kecil yang
membuat gendang telingaku mau pecah. Duduk tepat berhadapan dengan meja guru
karena gak ada tempat lain yang tersisa. Aku duduk tepat disamping seseorang
yang berparas putih agak pendek, dengan pakaian yang rapih dn kelihatan anggun.
Kayanya dia orangnya baik, gak ada
salahnya kan aku berkenalan dengannya,ucapku dalam hati.
Hei,
namaku nisa, namamu siapa?memulai
percakapan
Oh
aku maya, dari bandung, kamu dari mana?jawabnya
lembut
Asalku
dari tasik, tapi sekarang tinggal di cibiru-bandung?
Oh
berarti kapan-kapan kita bisa main dong, rumahku gak jauh darisana ko!ajaknya
pelan
Iya
bisa-bisa. Mengakhiri pembicaraan
Tak
lama kemudian guru masuk ke kelas kami, Seperti biasa dihari pertama tidak ada
pembelajran formal, hanya perkenalan satu sama lain, seperti pepatah mengatakan
tak kenal maka tak sayang. Hmm, ternyata hidup ini indah tak kala kita punya
banyak teman. Sekarang aku bahagia karena punya mereka. Jadi gak akan kesepian
lagi, mereka orangnya baik-baik dan
kocak pula.
***
Di
ujung gerbang itu aku melihat seseorang yang menarik perhatianku entah siapa
akupun gak kenal. Hatiku bergetar pertama melihatnya. Pelan-pelan aku berjalan
menuju gerbang itu, hatiku seperti genderang mau perang saja. Kutarik napas
dalam-dalam dan akhirnya berhasil
melewatinya, dia tersenyum padaku. Mengapa aku begitu senang, mungkinkah aku
suka padanya, ataukah hanya kagum. Perang batin dimulai, enggak, aku harus
tetap fokus pada niat awalku untuk belajar. Ya allah Jika memang benar cintaku
ada pandangan pertama tadi maka lindungilah aku dari syahwat yang akan membahayakan
hidupku. Ampunilah aku jika itu adalah dosa .
Mungkin
memang benar aku jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi biarlah, aku gak akan
menampakannya biar aku dan yang diatas yang tahu perasaanku yang sebenarnya.
Masih trauma juga dengan kisah cinta pertamaku. Tidak terasa aku berjalan beberapa
meter dari sekolah, angkot yang menuju rumahku belum juga datang. Kududuk
sebentar di bawah pohon besar tepi jalan. Tit.tit suara klakson motor
menyapaku, aku langsung menoleh tapi motor itu sudah melaju dengan cepat, hanya
warna merah dari awak motor itu yang terlihat. Mungkin temanku dikelas, ucapku.
Tiba-tiba seseorang menghampiriku dengan motor matic nya yang terlihat feminim.
Nis,
belum pulang?
Oh
maya kirain siapa, belum lagi nunggu angkot tapi gak dateng-dateng nich!jawabku
sedikit kesal
Kalau
begitu aku antar kamu pulang dech, kitakan satu arah, gimana?
Ok
dech kalau begitu, dari pada aku nunggu lama!jawabku
senang
Akupun
duduk tepat dibelakang maya, motorpun melesat dengan kecepatan 50 km/jam. Diperjalanan
aku bercakap-cakap dengan maya.
Eh
may tau gak disekolah kita siapa sih yang suka pakai motor merah?Tanyaku
penasaran
Emangkenapa
kamu nanya begitu, jangan-jangan?
Ih
nanya ajach kamu kan alumni Mts sini juga pasti tau kan?
Cowok
apa cewek nich?
Dari
cara membawa motor nya sih kayanya cowok dech?
Kalau
cowok, hanya ada satu yang pake motor merah namanya Faza. Dia seangkatan sama
kita hanya beda jurusan.
Oh
gitu ya. Iya dech makasih
Tak
berapa lama kemudian sampailah dirumahku. Maya pun mampir dulu sebentar,
sekedar melepas lelh dan dahaga. Maya orangnya baik juga perhatian pula. Maya
pamit pulang dan akupun langsung menuju kamar kesayangan. Merebahkan tubuh di
permadani yang mengantarkanku ke alam mimpi. Hari ini cukup mengesankan juga,
semunya serba baru. Yang paling aku ingat untuk hari ini pemilik senyum itu.
Terus saja terbayang dibenaku.
Malam
yang indah bertaburan bintang, menambah indah suasana malam . Kutuliskan semua
cerita tentang hari ini di buku diaryku, mulai dari teman sahabat sampi
seseorang yang mencuri perhatianku tadi. Buku diary ku akan menjadi saksi bisu
perjalanan hidupku. Saking asiknya, tak sadar waktu sudah menunjukan pukul
22.00 Mungkin sudah larut malam, saatnya aku pergi ke alam mimpi. Semoga saja
mimpiku indah.
***
Driiiiiiiing,
suara jam beker membangunkanku, ku menoleh kekiri Astaga,,Ha jam 06.00 teriaku
kaget, aku kesiangan ternyata, langsung ke kamar mandi dan beres-beres. Hp ku
berdering sebuah pesan masuk, nomor baru sipa ya,,
Pagi
nis, aku udah di depan rumah kamu..:)
By
maya
ternyata
dari maya, aku lupa belum menyimpan nomornya. Iya may tunggu sebentar, aku lagi
di baju. Teriaku dari dalam kamar. Tak terpikirkan untuk sarapan langsung cabut
dari rumah.
Sorry
may, aku bangunnya telat, abisnya malam gadang sih,he
Iya
gak apa-apa.
30
menit kemudian kita sampai disekolah, untung saja gerbangnya belum di tutup. Di
kelas anak-anak sudah gaduh membicarakan seseorang.
Ada
apa sih ribut begini? Tanyaku pada
salah satu teman
Biasa
nis anak-anak itu mah , kalau liat cowok teh suka gitu,
Oh
gara-gara cowok toh.
Hei
teman-teman kalau dilihat-lihat faza mirip sama nisa loh!teriak
seorang temanku
Ah
masa iya, tabi bener juga tuch jangan-jangan jodoh.hahah
Ah
kalian ada-ada saja!jawabku
dengan tenang
Faza,
teringat nama itu, bukannya kata maya dia yang suka bawa motor merah. Ah egp
lah sekarang mah belajar dulu, kataku dalam hati. Pelajaran pertama dimulai
dengan bahasa indonesia. Bapak guru menyuruh kami menceritakan alasan masuk
sekolah ini.
Tret.tret
bel pun berbunyi tanda istirahat. Semuanya berhamburan keluar kelas. Aku dan
maya memilih diam dikelas saja. Tiba-tiba saja seseorang lewat di dpan kelasku.
Itu
Faza nis!tunjuk temanku
Hah
dia namanya faza?aku kaget
Diakan
orang yang aku suka itu, pemilik senyum itu, apa bener aku mirip sama dia.
Dia
belum punya pacar lo nis,
Terus
ngaruh gitu buatku!
Lah
jangan muna gitu dech aku tahu kau suka kan sama dia?
Darimana
kamu tahu aku suka padanya?
Tahu
ajach
Akupun
akhirnya cerita sama maya, dan akhirya dia mengerti keadaankau. Aku gak boleh
pacaran dulu hingga lulus nanti. Segerombolan kak-kaka kelas masuk ke ruangan
kami, ternyata mereka ingin mengajak gabung di extrakulikuler yang ada di
sekolah ini. Setelah dipikir-pikir aku dan maya tertarik juga dengan
extrakulikuler yang satu ini, namanya journalist
for student (JSC). Dan sepulang sekolah bagi yang berminat disuruh kumpul.
Sepulang
sekolah kitapun langsung menuju ruangan yang kakak tadi sebutkan. Akupun masuk
dan cukup banyak juga yang berminat. Ketika ditengah-tengah pembicaraan, seseorang
datang. Faza, aku terkaget. Menelan ludah seakan tegang. Seperti biasa acaranya
saling bertaaruf dulu. Dan tiba saatnya giliran faza memperkenlakan diri, aku
mendengarkan dengn seksama. Ternyata dia asli orang bandung, kalau
dilihat-lihat faza orangnya baik, tidak pemarah, agak pendiam dan kata maya dia
pintar shaleh pula. Haduh tipe aku banget,haha ngarep. Tapi jangan sekarang ah
belum saatnya biar saja perasaan ini mengalir bagai air.
Perasaanku
tumbuh dengan berjalannya waktu
Mengalir
bagai air
Mekar
bagai bunga
Dan
terpendam seperti mutiara
Cintaku
ini suci
Perasaan
ini abadi dengan cintaNYA
Bairlah
waktu yang akan menjawabnya
Yang
maha pemilik cinta yang tahu segalanya
Keesokan
harinya aku semakin di ejek oleh teman-teman, sampai dihadapan faza pun mereka
berani. Aku jadi malu sendiri senang sih ada, tapi aku berusaha mengelak, aku
ingat janji pada orangtuaku. Tapi, lama kelamaan Faza suka tersenyum padaku seolah
memberi respon, akupun mulai luluh. Menurutku Faza orang yang pandai
menyembunyikan perassan. Aku baru ingat ternyata yang nglakson aku waktu itu adalah
faza.
Apa
ini semua benar. Aku tidak tahu apa-apa tentang cinta. Hampir satu angkatan buming
dengan perjodohan teman-temanku dengan faza. Tapi, sampai sekarang aku
tidak pernah berbicara satukatapun dengannya, maklum lah dia pemalu aku juga
malu. Aku juga berusaha menyembunyikan persaanku. Maya ssebenarnya juga mendukung
jika aku jadian ama faza. Tapi aku masih butuh pertimbangan, toh dia nya juga
tidak pernah berkataapapun, hanya kata orang saja.
Beberrapa
minggu berlalu terdengar kabar bahwa faza menembak temen sengkatan aku, namanya
Nia, orangnya calm, berkulit sawo matang dan kelihatan dewasa, jauh lah
dibandingkan denganku mah. Aku membisu mendengar kabar itu, temen-temen
sekelasku menyayangkan itu. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Maya terus menyemangatiku
karena hanya dia yang tahu perasaanku. Aku hanya bisa tersenyum pada semuanya,
aku bersikap biasa saja seperti tak ada apa-apa. Aku memang sakit hati, kecewa,
ketika persaanku luluh dia pergi begitu aja. Aku tak akan menyalahkan siapapun,
ini mungkin salah ku sendiri yang terlalu berharap.
Dikeheningan
malam aku bersujud memohon ampun pada sang maha pencipta, memohon ampunan atas
dosa-dosa yang telah dilakukaan. Air matakupun tak bisa dibendung lagi, aku
menangis tersedu-sedu . Ya allah jika memang ini jalan yang terbaik untuk aku maka
aku akan menerimanya, tolong kuatkan aku.
Cinta
memang sebuah misteri
Perjalan
hdup semua insan didunia ini
Cinta,
cara dan cita-cita hidup
Yang
akan membhagiakan kita
Kala
semua tak sesuai hrapan
Tak
ada yang disalahkan
Jalan
terbaik akan datang
Dengan
izin sang maha penyayayang
Aku
tahu rencana tuhan tak salah, aku akan menjalaninya dengan lapang dada. Hanya
kesabran yang aku tanamkan dalam diri saat ini, belajar dari keslahan adalah
yang terbaik. Pasti ada hikmah dibalik semua ini. Tentang perasaanku saat ini
aku memang sayang pada faza, walaupun dia telah menjadi milik orang lain. Tapi
biarlah Takdir yang akan menjawabnya. Toh jika memang aku dan faza berjodoh
sutau saat akan dipersatukan dalam tali kasih cintaNYa.
Created by siti anisah
0 komentar:
Posting Komentar