photo 424478_647953345231307_1811157048_n_zps7643468e.jpg" /> nisa  photo 562590_647856165241025_1935494717_n_zpsd5fb5075.jpg" /> mba itiw  photo 942422_649521855074456_1767656661_n_zps5b74d315.jpg" /> iti
 photo 943065_649521841741124_707813427_n_zpsce97c803.jpg" /> mafhsa  photo 942422_649521855074456_1767656661_n_zps5b74d315.jpg" /> sa


Pages

21 Juli 2013

pelajaran hidup

Dibalik Derita
Sore itu aku berdiri di pelataran rumah, langit yang berwarna merah jingga dan matahari yang sedikt terlihat bentuk aslinya menambah indah sore itu, subhanallah alangkah indahnya ciptaanmu tuhan. Ada baiknya sambil menunggu adzan magrib aku berjalan-jalan dulu menikmati suasana senja. Alhamdulilah sampai saat ini allah masih memberikan nikmat kepadaku untuk hidup di bulan ramadhan ini, bulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan.
Tak berapa lama aku melangkah, di ujung jalan itu aku melihat seorang anak kecil bertubuh sedang, berkulit sawo matang , mungkin kalau diamati umur anak itu hampir sama dengan adiku 10 tahunan. Dia sedang mengaduk-ngaduk isi tong sampah, Apa yang sedang ia cari? Hatiku bertanya-tanya, apa mungkin anak itu seorang pengemis? Kalau dilihat dari penampilannya memang sedikit kucel,pakainannya compang camping  sambil membawa kantong plastik besar. Ya,mungkin saja dia pengemis atau pemulung. Ya allah masih adakah saudaraku yang seperti ini, mengapa aku tidak sedari dulu menyadarinya. Aku yang bisa dibilang berkecukupan masih bisa makan enak kadang masih suka mengeluh. Sedangkan ini, untuk sesuap nasi saja sulit, harus mengais sisa-sisa makanan orang lain. Ya allah maafkan diriku yang tak bersyukur ini.Akupun berniat menghampirinya tapilangkahku terhenti ketika seorang anak kecil entah mungkin adiknya datang dengan panik dan berbicara pada dia. Entah apa yang mereka bicarakan tidak lama kemudian mereka berdua pergi sambil belari.Sebenarnya aku ingin menyusul anak itu, mencari tahu keadaan mereka, tapi adazan pun berkumandang ,tak bisa ditawar lagi panggilan kepada orang-orang beriman, akupun mengurungkan niatku dan kembali kerumah untuk menunaikan ibadah salat.
Sepulang tarawih aku kembali ke kamar,rasanya tak ingin diri ini melangkahkan kaki ke luar kamar. Udara diluar sangat dingin sekali sampai menusuk-nusuk.Enaknya diam dikamar ditemani secangkir teh hangat dan sebuah note book bermerk acer. Lalu Kubuka acer kesayanganku,dengan berhati-hati ku klik icon internet explorer. Aku mau cerita sama teman-teman tentang kejadian tadi sore, aku berniat untuk melakukan aksi bersama teman-teman membantu anak tadi, ya walaupun belum sepenuhnya benar. Wih, Pas banget nih teman-temanku banyak yang lagi online, ku inbox mereka dan kuceritakan semua yang kulihat tadi.Alhamdulilah teman-temanku siap jika nanti mereka dibutuhkan untuk jadi relawan. Hup,Beginilah kalau sudah asik dengan dunia maya, sampai lupa waktu. Jam 10 tepat aku mematikan acer ku dan langsung menuju permadani yang akan membawaku ke alam mimpi.haha nikmaatnya.
***
Drrrrriiiiiiiing,,alarm dari HPku berbunyi menyadarkanku dari alam mimpi. Waktunya sahur, walau berat mata ini untuk membuka, tapi aku harus menjalankan sunat nabi yang satu ini. Lagian kalau aku gak sahur takutnya puasanya gak kuat, kan berabe juga tuh.Sahur dengan lauk seadanya, tak perlu mewah yang penting kita selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang, rezeki itu sudah ditentukan oleh allah asal kita mau berusaha rezeki itu akan datang tanpa diminta. Kata-kata itu yang selalu ibu katakan kepada kami dulu. Oh ya, Aku anak ke dua dari 3 besaudara, ibuku sudah meninggal ketika aku masih kecil,ayahku bekerja di luar kota. Kakakku kuliah di universitas negri di Jakarta. Aku dan adiku tinggal bersama kakek dan nenekku di bandung.Ya walaupun keluargaku pada sibuk, tapi aku tetap sayang sama mereka, toh itu juga untuk kebaikan kita semua.
Pagiini aku akan menjalankan misiku,menjadi detective sehari. Aku akan mencari anak yang kemarin aku lihat, rasa penasaranku gak akan hilang sebelum aku bertemu dengan anak itu.
“Sofi mau kemana pagi-pagi begini?”Tanya nenekku
“Iya ka, tumben sepagi ini sudah bangun,mau kemana sih?” Sahut adiku keheranan
Aduh aku harus jawab apa nih,kalau bohong ini kan bulan puasa, tapi kalau jujur masa iya aku harus menceritakan semuanya.
“Oh, ini nek ada yang harus sofi kerjakan, pokoknya penting nanti sja sofi ceritakan ya, sofi pergi dulu ya nek, assalamualaikum.” Aku pergi dengan tergesa-gesa.Nenek dan adiku melihat keprgianku dengan heran, maklum aku ini tergolong anak yang agak malas.hehe.Jadi melihat aku gesit seperti itu pasti aneh banget.
Aduh aku harus cari kemana dulu ya,jadi bingung nih.Udah siap tempur seperti ini, eh rutenya tidak tahu kemana. Aku putuskan untuk mencarinya searah mata angin. Lets go.. Dengan semangat 45 layaknya pejung, aku mulai bergegas menjalankan misiku. Aku pergi menyusuri jalan-jalan yang terdapat tong sampah besar di tempat itu, mungkin saja dia ada disana. Tapi sudah setengah hari aku berjalan belum juga kutemukan batang hidungnya. Kurilexkan tubuhku tepat dbawah pohon besar di taman kota.Terlihat mobil dan motor lalu lalang, suara klakson dari sana sini, ditambah bisingnya knalpot motor yang sengaja dibuat hanya untuk gaya saja, padahal dampaknya sanagat buruk utnuk kesehatan,selain menyebabkan polusi udara juga polusi suara.Inilah realita kehidupan kota saat ini, orang-orang sudah tidak mau lagi berdesak2an di angkutan umum apalagi jalan kaki, mereka memilih kenyamana  sendiri ketimabnga harus panas2an. Tapi lihat saja dampaknya kemcetan dimana2, hampir setiap tahun yang memiliki kendaraan pribadi bertambah, jasa angkutan umum pun semakin berkurang karena  limited nya penumpang.Yang miskin makin miskin yang kaya makin kaya, karena sempitnya lapangan pekerjaan.Lapangan pekerjaan yang sudah adapun malah bangkar karena pendapatannya tidak seimabnag, masih banyak orang yang masih mementingkan dirinya sendiri.
Dihiruk pikuknya kota bandung, mataku tertuju pada anak kecil di stopan lampu merah itu. Sepintas dia mirip sama anak yang kemarin aku lihat. Jangan-jangan.. dengan segera aku berlari menyeberangi jalanan yang padat.Aku berusaha mengikuti dia tapi sialnya orang-orang menghalangi langkahku, rasanya seperti berjalan diantara lautan manusia. Mengejar anak kecil saja susahnya minta ampun, tapi aku gak boleh nyerah, aku harus bisa mendapatkan identitas anak itu.
Adzan duhur berkumandang,alhamdulilah di depan taman kota ada mesjid, jadi aku bisa melaksanakan salat berjamaah.Suasana ketika bulan ramadhan dan bulan-bulan biasa amat berbeda, sekarang orang-orang cukup banyak yang pergi kemesjid walau sekedar untuk beristirahat saja.Selesai salat aku berniat untuk beristirahat sebentar di pelataran mesjid.Washup. dia.. anak itu...aku berkata terbata-bata, saking kagetnya aku melihat dia.
“Hei ade yang baju merah!”panggilku lantang, Sambil berlari menghampirinya
“Kakak panggil saya?”jawab anak itu
“Iya kakak cari-cari dari tdi, eh maksud kakak. Kemarin kakak melihat seseorang mirip sekali dengan ade, hati kakak tersentuh olehnya.”jelasku
“Oh, mungkin kaka salah orangkali.”
“Mungkin saja, tapi tak apa kan kakak kenal sama ade, Kalau boleh kakak tahu nama ade siapa ya?tinggal dimana?.”
“Oh iya kak gak apa2,Namaku redi ka,kakak sendiri namanya siapa? aku tinggal di daerah seberang sana.” sambil menunjukan dengan jari jempolnya. Kelihatan dia anak yang baik dan soleh.
“Oh, nama kakak Nabila bisa dipanggil bila.”
“Oh iya kakak bila, kalau begitu redi pergi dulu ya kak, assalamualaikum”
“Waalaikumsalam.”ucapku sediktit kecewa. Sebenarnya aku ingin tanya-tanya lebih dalam tentangnya tapi gak enak juga baru juga kenal. Tapi Alhamdulilah, tidak sia2 juga aku berjalan seharian, dan kali ini aku sudah mendapatkan sedikit informasi, bukan unutk apa2 cih niatnya hanya ingin membantu sesama saudara muslim saja.
***
      Keesokan harinya, sepert biasa nenek dan adiku menatapku dengan aneh, karena aku berangkat sepagi itu. Aku hanya memebrikan senyuman manis pada mereka berdua. Yang mereka bisa lakukan hanya menggeleng-gelengkan kepala.haha. Kebetulan bulan ramadhan ini aku mendapatkan jatah libur satu minggu jadi aku bisa menjalankan misiku ini. Terutama hari ini aku akan mendatangi daerah yang Redi bilang kemarin, aku akan melihat kesehariannya dari mulai pagi sampai malam.
      Kudapati Redi sedang menjemur pakaian di samping rumahnya, keadaan rumahnya sangat mengkhawatirkan sekali, beratapkan seng,dengan dinding terbuat dari bambu yang dianyam. Rumahnya tidak jauh dari taman kota hanya berjarak sekitar 10 meter ke arah barat. Ya allah kasihan sekali dia, terimakasih aku telah dipertemukan dengannya supaya aku bisa meringkankan beban hidupnya. Disamping rumahnya terdapat banyak sekali botol aqua bekas, tidak salah lagi sehari-harinya dia memunguti sampah2 yang bisa meghasilkan uang. Dari dalam rumah tiba2 adiknya keluar sambil berteriak.
”Kakak,kakak ibu kak...”adiknya panik
”Ada apa de, ibu kenapa?”
“Ibu batuk2 kak kayak yang sesak nafas..”
Serentak Redi menjatuhkan pakaian yang akan dijemurnya, dan langsung masuk ke dalam rumah. Beberapa menit kemudian  Redi keluar dengan muka panik. Aku memberanikan diri untuk menemui dan menyapanya seolah-olah tidak tahu apa2.
“Hei  redi, kenapa kamu kaya yang panik gitu?”tanyaku seolah bingung
“Eh kakak, iya kak ibu saya sakit saya butuh bantuan untuk membawanya ke puskesmas terdekat.”jawabnya pelan
“Oh kalau begitu biar kakak bantu ya,kakak akan urus transfortasinya, kamu tunggu aja didalam, jaga ibumu, nanti kakak panggilkan orang untuk membawanya ke Rumah sakit.”
“Ya udah kalau begitu kak, terima kasih banyak.”
Aku langsung menelepon temanku Rini sama Reno. Kebetulan Reno bisa nyetir jadi aku bisa minta tolong sama dia. Ku pijit no HP nya.08946525xxxx, telepon tersambung..
“Hallo rin, ini bila..”
“Oh iya bil ada apa kayak yang panik gitu?”
“Iya nih, kamu ingat kan cerita aku kemarin malam, sekarang aku sedang berada dirumahnya dia membutuhkan pertolongan, ibunya sakit jadi aku minta kamu kesini sama Reno buat anterin ibunya ke rumah sakit.”
“Oh iya, alamatnya dimana bil?”
“Tempatnya dari taman kota ke sebelah barat, kira2 10 meteran lah, aku nanti tunggu di depan rumahnya.”
“Ok deh kalau begitu. Aku kesana sekarang, tunngu saja ya!”
“Iya rin makasih, assalamualaikum.”
“waaliakumsalam”
10 menit kemudin Rini dan Reno sampai di tempat tujuan, aku langsung masuk ke rumahnya.
“Bu, ini kak bila, kakak ini yang akan menolong kita..”redi memperkenalkan kepada ibunya.
“Iya bu saya bila, ini teman saya Rini dan Reno.”jelasku, ibunya hanya menganngguk pelan
“Kalau begitu ayo kita bawa ibu kerumah sakit saja takut nanti sakitnya tambah parah.”timpal Reno khawatir
“Tapi kak, kalau ke rumah sakitkan...”redi ragu  
Tanpa redi menjelaskan aku sudah mengerti apa yang akan ia katakan, aku langsung memotong bicaranya.
“Masalah biaya red? jangan dipikirkan kita yang nanggung semuanya ko, kamu tenang aja yang penting ibu mu cepat sembuh!”
Kami langsung membawa ibunya redi ke rumah sakit. Tak berapa lama kamipun sampai di RS.
“Suster tolong kami,.!” panggilku pada salah satu petugas disana, dan mereka langsung mmbawa ibunya redi ke ruang IGD,
“Maaf kalian tidak boleh masuk dulu, silahkan tunggu saja diluar, kami akan memeriksanya  dulu.”
Aku mengahampiri kedua anak itu, Redi dan Rudi adalah dua bersaudara.
“Kalian jangan sedih ya, kakak yakin ibu kalian akan baik2 saja, kita berdoa saja pada tuhan semoga tuhan memberikan yang terbaik.”
“Iya kak, terimakasih, kakak sangat baik sekali kepada kami.”
“Kalau boleh kaka tahu, ayah kalian dimana ya?”
“Maaf ka ayah kami sudah meninggal setahun yang lalu karena serangat jantung.”
“Oh maaf de, bukan maksud kakak, kakak gak tahu kalau,,belum selesai bicara redi sudah menyahut
“Tidak apa-apa ka. Kak, Redi gak tahu lagi harus bagaimana kalau seandainya hal yang gak redi inginkan terjadi.”
“Hus, jangan gitu ah .doakan saja semoga semuanya baik2 saja”jawabku
Terdengar suara langkah kaki, dokter sudah keluar dari ruangan IGD.
“Keluarga ibu atin,” panggil dokter dari depan pintu
“Iya dok, kami kelurganya gimana keadaannya sekrang?”
“Hm, kami sudah melakukan semampu kami, tapi hanya yang diatas yang maha menetukan.”jawab dokter itu dengan bijak
“Boleh kami masuk dok?”
“Ya silahkan.”
Dengan raut muka sedih kami masuk ke ruangan itu, suasan mencekam. Warna putih khas rumah sakit semkain menyelimuti rasa takutku. Bau obat menyengat dihidungku. Rudi si bungsu langsung memeluk ibunya yang sedang terbaring kaku diatas kasur putih dengan selang2 yang menempel ditubuhnya.
“Ibu bangun, ini rudi bu,,ibu bangun,,redi mencium tangan ibunya sambil menangis.”
Ya allah mengapa semua ini terjadi pada mereka, mereka msih kecil masih butuh kasih sayang orang tua.Tiba2 saja tangan ibunya bergerak dan membuka kelopak matanya dengan pelan. Alhamdulilah, Ibu Atin sudah sadar dan beliau memberikan  senyum manisnya pada kami.
“Ibu, ibu sudah sembuh, ibu boleh pulang kan?”tanya rudi meronta
"Nak, ibu sayang sama kalian, ibu juga gak mau ninggalin kalian. Ibu yakin suatu saat kalian akan jadi orang yang berguna. Kalian jangan lupa salat 5 waktu dan selalu berbuat baik kepada sesama ya.”
“Kenapa ibu ngomong begitu?ibu gak boleh pergi..!” sahut si bungsu
“Ibu gak akan kemana2 ko nak, ibu hanya ingin beristirahat saja.”
Aku tidak tahan mendengar dan melihat semua ini, begitu mengharukan. Jadi teringat masa kecilku, apa mungkin aku juga dulu seperti ini.
“Nak bila..” panggil ibu atin dengan suara lirih
“Iya bu, ada apa?”jawabku sopan
“Nak bila, jika nanti ibu pergi ibu mohon sama nak bila. Tolong jaga rudi dan redi ya, kasihan mereka nak, mereka sudah gak punya siapa2  lgi di dunia ini.”
“Iya bu , ibu jangan khawatir bila kan jagain mereka ko, bila akan anggap mereka seperti adik bila sendiri.”
“Iya nak terimakasih banyak, ibu senang mendengarnya.”Dengan pelan iu atin menyampaikan pesan itu padaku.Entah ada apa dibalik kata2nya tadi, apa mungkin itu kata2 terahirnya? wallahualam. Ibu atin kemudian mencium kening kedua anaknya dan tiba2 saja ibu atin kejang2, kami semua panik.
“Dokter suster tolong..”teriaku dari dalam ruangan
“iya kenapa?oh tidak, suster cepat ambil alat bantu!Suruh dokter dengan sigap. Dokter itu kelihatan panik juga.Melihat kedaan iu entin saat ini kayaknya sudah krtis, akupun menuntun ibu entin untuk mengucap asma allah.
“Ibu,,istigfar bu,astagfirullahaladzim, la ilaahalillallah...”tuntunku pelan. Beberapa detik kemudian ibu entin mengembuskan nafas terakhirnya. Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit, mesin detak jantung itu berbunyi panjang,,
“Inalillahiwa ina ilaihi roojiuun.serentak kami ucap lapad itu”
“Ibuuuuuuuuuuuuu, ibu janagn pergi, ibu rudi sayang sama ibu, rudi gak mau kehilangan ibu, ibu bangun!”Redipun hanya bisa menangis tersedu menyaksikan ibunya pergi dan adiknya menangis meronta-ronta.Redi mencoba untuk tegar dan menerima semua ini dengan ikhlas.
“Kakak tahu kalian sedih, tapi jangan sampai kalian terus meratapinya, yang akhirnya ini yang akan menghambat ibu kalian di alam sana, ini mungkin yang terbaik untuk ibu kalian. Kalian berdoa saja semoga amal ibadah nya doterima disisinya. Amin!”tuturku
***
Seminggu setelah kepergian ibu redi, mereka berada dirumahku, mereka tinggal ersama kami. Aku akan selalu ingat pesan ibu mereka padaku, akan menjaga mereka.Tingnong.tingnong..aku berjalan keluar
“Siapa ya?”sambil membukakan pintu
“Assalamualaikum”
“Eh paman, bibi, waalikumsalam.silahkan masuk bi duduk , tunggu sebentar ya bila ambilkan minum dulu.”Aku kedapur membawa minum sambil memanggilkan nenek.
Dua cangkir teh manis dan sekaleng biskuit ku suguhkan pada paman dan bibi. “Mih gimana kabarnya baik?”tanya pamanku,mih itu panggilan anak2 nenek.
“Alhamdulilah mih sehat, ngomong2 tumben nih pasti ada maunya?”jawab nenek sambbil bergur
“Ah mih bisa saja, masih suka bercandain kami, silaturahim masa gak boleh.”
“Iya boleh, gak ada yang melarang, tapi pasti ada maksud lain kan?.”
“iya mih begini, denger2 ada penghuni baru disini ya, nah kami bermaksud untuk mengadopsi mereka, mih tahu sendiri kan kami sudah 5 tahun menikah belum dikaruniai anak,gimana mih?”
“Oh iya memang benar ibunya meninggal seminggu yang lalu. Mih sih gimana mereka aja.Toh mereka yang akan menjalaninya. Bila boleh panggilin rudi dan redi gak?”suruh neneku
“Oh iya nek, bila panggilin.”Aku memaanggil mereka berdua,
“Rudi Redi, kenalin ini paman robi dan bibi mira.”kenal nenek
“Red,begini paman dan bibi ini bermaksud untuk menjadikan kalian sebagai anaknya, mereka ini sudah lama belum dikaruniai anak. Gimana red?”tanya nenek
“Um, redi gak tahu harus bagaimana nek, jika itu yang terbaik untuk kita, redi dan rudi ikhlas ko.”
“Ya, satu hal yang perlu kalian ingat, bukan nya kami ngusir kalian, kami senang bisa bertemu kalian. Tapi ada yang lebih harus bahagia bersama kalain.”timpalku
“Iya nek, kami ngerti ko.”
“Iya red, kakak sebagai orang yang diamanahi oleh ibu kalian jadi kakak kan sllu memantau kalian.”
“Iya ka maksaih ,kalau gak ada kaka gak tahu nasib kita bakal gimana. Sekli lgi maksh ka, entah gimn kami membalas jasa kebaikan kakka.”
“Sama2 red, itu tugas kakak sebagai seorang muslim.”
“ok kalau begitu gimana kalau sekrang kita berangkatnya?”ajak paman Robi
“Um boleh pak, kami bers2 dulu barangnya ya”jawab Redi sambil memohon izin pada nenek
“Oh iya silahkan.”jawab paman
Dengan muka sedikit kecewa, aku mengantarnya sampai depan rumah,Aku tahu dan ngerti banget perasaan mereka, v tidak ada pilihann lain, ada yang bisa lebih membahagiakan mereka. redi dan rudi pergi ke kota garut bersama paman dan bibi ku. Semoga saja mereka bahagia disana.amin. Dibalik derita yang mereka hadapi tersimpan kebahagiaan atas izin ilahi rabbi.


Created by siti anisah

15 Juli 2013

percaya pada keajaiban tuhan



JIKA TIBA WAKTUNYA BAHAGIA ITU AKAN DATANG
Entah keberapa kalinya aku down seperti ini, tak ada gairah, bawaannya pengen nangis ajah,,oh tuhan ada apa lagi ini? Apa yang tejadi pada diriku saat ini..?hal apa yang membuat diriku menjadi seperti ini?
Tuhan maafkan aku yang selalu tak bisa bersyukur kepadamu, selalu saja mengeluh dan mengeluh..
Terlalu banyak permintaan yang ku tuju padamu,,masih pantaskah aku disebut hambamu?dengan semua dosa-dosa yang telah kuperbuat dan kelalaian ku atas perintahmu..
Aku juga ingin menjadi hambamu yang taat dan setia, menjadi umat kekasihmu Muhammad, menjadi wanita sholehah seperti khadijah dan aaisyah. Mungkin itu semua terwujud ketika engkau mentakdirkan atas usaha dan kemauanku.
Aku pasrah tuhan dengan apa yang terjadi pada diriku. Berkaitan dengan jodoh, engkau lebih mengetahui yang terbaik untuku. Engkau tahu perasaanku saat ini, ya dia adalah makhluk adam yang dikirimkan olehmu untuk mewarnai hari-hari ku. AKu bahgia dan bersyukur bisa dipertemukan dengannya. Ketika takdir harus berkata lain, aku terpisah dengannya setelah sekian lama aku memendam perasaan kepadanya. Keadaanpun serentak berubah, kata anak muda sekarang sih bisa dibilang aku sedang galau, entah sampai kapan?. Teman, sahabat silih berganti menghiburku, menyemangatiku supaya tidak terus terpuruk. “Move on” itulah kata yang harus aku pegang sekarang. Pernah kucoba tapi tak lama.
Bayang-bayang tentangnya terus berada di alam pikiranku, merasuk ke dalam jiwaku. TUhan aku sayang dia, belum pernah aku mengalami perasaan sehebat ini sebelumnnya. Semoga saja rasa ini tumbuh atas izin darimu  atas restu allah. Aku juga tak ingin menduakan cintaku kepadaMU, karena cinta dan sayang ini sesungguhnya ada karenaMU.
Aku tetap percaya pada keajaiban tuhan, jika memang dia jodohku suatu saat engkau akan mempertemukannya kembali denganku dengan membawa segenggam kasih dan sayang karena restu darimu, membangun keharmonisan cinta dibawah naunganmu. AKu yakin engkau maha tahu yang terbaik untuk hambanya, engkau tak akan membiarkan hambanya terpuruk dalam kesedihan yang berlarut. JIka waktunya tiba, bahagia itu pasti datang.
TAK PERNAH BERHENTI BERHARAP DAN BERDOA…




Blogger news


About