photo 424478_647953345231307_1811157048_n_zps7643468e.jpg" /> nisa  photo 562590_647856165241025_1935494717_n_zpsd5fb5075.jpg" /> mba itiw  photo 942422_649521855074456_1767656661_n_zps5b74d315.jpg" /> iti
 photo 943065_649521841741124_707813427_n_zpsce97c803.jpg" /> mafhsa  photo 942422_649521855074456_1767656661_n_zps5b74d315.jpg" /> sa


Pages

17 Mei 2013

About me,,,

About me

Siti Anisah, itulah namanya cukup sederhan namun punya arti khusus sebutan lazim untuk seorang perempuan. Tapi kadang teman-teman memanggilku dengan banyak landian.  Ada yang memanggil Mba Iti, Nisa, Icha, Siti, Sita, Anisah.. hah dan semua panggilan itu aku terima dengan ikhlas sebagai tanda kedekatanku dengan mereka.

Aku bersyukur bisa lahir kedunia ini, bisa menikmati indahnya alam jagat raya ini. Aku adalah seorang pemenang, dimana ketika aku berada dalam rahim mengalahkan berjuta sel lainnya yang masing-masing berjuang untuk bisa hidup. Inilah sosok nisa tak ada yang perlu dibanggakan mungkin, cukup bersyukur dengan keadaan yang diberikan tuhan.

Aku lahir di tasikmalaya tepatnya tanggal 21 mei 1994 . Kalau harus menceritakan masa kecilku aku tidak ingat. Hanya saja pasti masa kecilku bahagia karena aku bisa seperti sekarang ini dalam keadaan sehat walapiat.

Disini aku akan menceritakan tentang riwayat pendidikanku saja . Biasanya sebelum masuk pendidikan dasar anak-anak masuk ke TK terlebih dulu, tapi tidak untuk aku, krena memang tempatnya cukup jauh dan juga tidak ada teman sebaya di kampungku yang kesana, maka tahun 2000 aku mulai masuk Sekolah dasar di SDN Mekarsari yang alhamdulilah lulus dengan hasil cukup memuaskan,  terus aku melanjutkan ke SMP N I Parungponteng  tepatnya di daerah Dangdeur, perjalanan selama 3 tahun sekolah di sana butuh perjuangan yang cukup besar karena jarak yang ditempuh cukup jauh. Dengan semangat dan kerja keras akhirnya aku bisa lulus dengan predikat baik. Setelah Lulus dari sana sempat bingung juga harus melanjutkan kemana. Beberpa minggu aku mencari –cari informasi tentang sekolah lanjutan atas, tapi hasilnya kurang memuaskan. Banyak sekali hal-hal yang kurang sejalan dengan keadaan ku. Hingga akhirnya suatu hari, entah ada angin dari mana tiba-tiba saja dalam pikiranku terbesit untuk masuk pesantren saja. Ternyata orangtuaku merespon dengan baik dan langsung esok harinya aku di ajak berkunjung ke Ponpes Darussalam. Mungkin hatiku terpikat dengan keadaan disana  dan Setelah survei aku memutusakn untuk langsung mendaftar. Sekolah yang kupilih disana adalah MAN Darussalam.

Disuatu malam aku merenung, aneh juga sih, dulu aku takut sekali masuk pesantren karena beranggapan bahwa pesantren itu tempat untuk orang-orang yang “nakal” dan harus menjalani bimbingan khusus. Tapi mngkin allah berkehendk lain, memberikan hidayahnya kepadaku yang pada akhirnya aku bisa berada di Ponpes Darussalam. Dengan niat yang ikhlas untuk menuntu ilmu gunaa bekal  dimasa depan nanti dan berharap bisa memanfaatkan ilmu yang didpatkan kepada orang lain.
Perjalanan Sekolah sambil Mesantren merupakan sejarah baru dalam hidupku. Ini sebuah kesempatan emas yang tidak boleh aku sia-siakan, aku harus belajar dengan sungguh-sungguh. Di MAN darussalam aku mengenal banyak teman dari berbagai daerah., jadi tau juga bahwa dunia ini memang luas dan masih banyak yang harus diketahui. Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang kudapat, aku merasa begitu dekat dengan teman-temanku mungkin krena 24 jam kita bersama-sama mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi jadi serasa keluarga sendiri saja.

Detik-detik perpisahan kelas 3, rasanya sedih banget jika berpisah dengan mereka, ya karena kita sudah merasa nyaman dan sudah kuanggap keluarga sendiri. Tangispun tak bisa kubendung ketika perpisahan itu terjadi juga, sulit sekali untuk melepaskan kepergian mereka dari hidupku. Terlalu banyak kenangan-kenangan yang telaah kita lukis di darussalm ini, canda tawa, suka duka kita selalu lewati bersama. Yang pada akhirnya harus dipisahkan dengan jarak dan waktu. Walaubagaimanapun ini adalah siklus hidup, selalu berputar, ada pertemuan pasti ada perpisahan hidup ini selalu berlawanan.

Tuhan maha adil, di dunia ini masih banyak sekali yang belum kita ketahui kita kunjungi kita tafakuri sebagai bentuk rasa syukur kita atas alam ini.

Selain Menimba ilmu aku juga dibekali banyak pengalaman yang akan terus aku kenang. Dan sebagai pelajaran untuk masa depan.  Aku selalu ingat kata-kata Pak kyai, beliau mengatakan 2 hal yang tidak akan pernah dilupakan dalam hidup adalah teman ketika mesantren dan ketika berhaji. Dan memang benar apa yang kuraskan sekarang seprti itu.

3 tahun berlalu, allah masih menakdirkanku untuk mondok dan berada di darussalam ini dan aku melanjutkan studyku di IAID darusslam.


0 komentar:

Blogger news


About