Alhamdulilah
dihari yang cukup membahagiakan ini saya mendapatkan rezeki tambahan. Sepulang
kerja saya berniat mengajak rekan saya untuk ke depstore, ya untuk sekedar
melepas penat setelah seharian bekerja. Tepatnya pukul 3 sore, saya dan teman
saya keluar dari kantor. Kamipun berjalan menuju halte untuk menunggu mobil
yang akan membawa kami ke ciamis. Tak lama kemudian terlihat dari arah utara
sebuah mobil bernomorkan 07 berjalan mendekati kami.
“Nis, itu angkotnya,” teriak
nia mengagetkanku.
“Ih kamu bikin aku
kaget aja, nanti juga kesini kan,” jawabku sedikit kesal
“He, maaf deh..” lalu
nia melambai2kan tangannnya untuk memberhentikan angkot itu.
Tak
perlu ragu lagi karena angkot itu benar2 mobil yang kami tunggu dari tadi,
kamipun naik kedalam angkot itu. Suasana berubah menjadi sedikit panas, kaerna
cuaca hari ini memnag cukup panas apalagi didalam mobil .he,Tapi itu tak
mengurungkan niat kami untuk pergi ke depstore. Seperti biasa aku selalu takut
kalau sudah ada dibelokan lampu merah itu, dari arah utara dan selatan melaju
mobil2 besar dengan laju kencang, sedangkan mobil angkot yang ku naiki bertujuan
ke arah keselatan. Sang sopir harus ekstra waspada karena kalau tidak bisa
langsung tertabrak. Kebiasanku suka memenjamkan mata adalah hal yang tak aneh
untuk temanku, dan terkadang temanku juga suka mengagetkanku.Ya alasannya
karena aku takut melihat mobil2 yang besar dengan laju kencang sedangkan kami
didalam mobil yang berukuran kecil.
Beberapa
penumpang pun mulai memenuhi angkot itu. Tapi, Ada satu penumpang yang mencuri
perhatianku. Tepatnya di depan sebuah sekolah dasar seorang anak naik kedalam angkot
itu, nampaknya dia baru pulang sekolah. Anak yang perawakannya sedikit kurus,
dengan membawa tas serta sepatu yang dilepasnya itu duduk tepat di jok dekat
pintu. Serentak aku menegur anak itu.
“De, duduknya jangan
disana nanti disangkanya penuh lagi, takutnya jatuh.” Tegurku dengan lembut
“Gak apa2 teh deket ini
ko,” jawabnya dengan pelan sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Akupun tak merespon nya
lagi. Hingga akhirnya dia menghentikan laju angkot nya.
“Pak supir kiri,, “teriak
anak itu, tepat didepan sebuah rumah yang cukup besar.
Sang sopirpun
menghentikan laju angkotnya.” Iya neng,” jawab supir itu
Diapun mengeluarkan
beberapa uang 5ribuan,dan memberikan satu lembar bernilai 5000 ke sopir itu. Anak
itupun berjalan menjauhi angkot, Sedangkan sang sopir sedang menhitung uang
kembaliannya.
“Neng, ini
kembaliannya!” teriak pak sopir dari dalam mobil
“Nggak usah pak,” jawab
anak itu sambil menggelengkan kepalanya tanda tidak mau menerimanya.
“Tapi neng uangnya kan
5000? “Jawab sang sopir heran
“Iya pak tidak apa-apa.”
Teriak anak itu sambil terus berjalan menuju rumahnya yang agreng itu.
Akupun serentak kaget
melihat kejadian itu, subhanaallah, anak itu dermawan sekali, ucapku pelan. Aku
jadi merasa bersalah, tadi sudah menegurnya.
“Nia, anak itu baik
banget ya, dermawan pula.” Ucapku kagum, sambil menyapa nia yang kelihatannya
kantuk nya mulai mnyerang.
“Iya nis, anak sekecil
itu sudah sedermawan itu. “ jawab nia
“Hebat orangtuanya ya,
didikannya berhasil. Aku benar2 kagum pada anak itu”.sekali lagi aku
terkagum-kagum pada kebaikan hati anak itu.
“Semoga saja anaku
nanti bisa sedermawan dia”, doaku kali ini
“Amiin”. Timpal nia
menjawab doaku
Sepanjang
jalan aku terus memeikirkan anak itu, sekecil itu sudah dermawan, ya walaupun
memang dia anak orang kaya tapi hebat lah. Sedangkan aku untuk mengeluarkan
uang recehpun sulit,haha. Pokonya kejadian ini sebagi bahan renungan didalam
hidupku, pelajaran yang sangat berharga.
Tak
lama kemudian sampilah kami di depstore ciamis, mobil angkotpun langsung terparkir di depan halte depstore. Kamipun
turun dan siap untuk beraksi,haha
0 komentar:
Posting Komentar