photo 424478_647953345231307_1811157048_n_zps7643468e.jpg" /> nisa  photo 562590_647856165241025_1935494717_n_zpsd5fb5075.jpg" /> mba itiw  photo 942422_649521855074456_1767656661_n_zps5b74d315.jpg" /> iti
 photo 943065_649521841741124_707813427_n_zpsce97c803.jpg" /> mafhsa  photo 942422_649521855074456_1767656661_n_zps5b74d315.jpg" /> sa


Pages

29 November 2013

Tanduk dan kaki rusa


Tanduk dan Kaki Rusa
Karya Shendiane Rimandani
Diceritakan dan di edit ulang kembali oleh Siti Anisah
Disebuah hutan hiduplah keluarga Rusa yang terdiri dari induk rusa dan ketiga anaknya si sulung, si tengah dan si bungsu. Mereka selalu bersama-sama kemanapun induknya pergi. Suatu hari ibu rusa menyuruh Anak-anaknya mencari makanan sebelum matahari tenggelam.
“Nak, kalian kan sudah besar, sekarang kalian pergi cari makanan sendiri”.  kata ibu Rusa
Tapi bu, saya tidak mau saya takut nanti tanduk saya yang cantik ini rusak tersangkut ranting atau ada yang mau nyuri tanduk saya”. Keluh si bungsu
“Lah kamu mentang-mentang punya tanduk bagus, gitu aja ko takut tunjukan donk kehebatan tandukmu itu”, ujar si sulung. Si sulung merasa kesal pada si bungsu karena terlalu menyombongkan dirinya. Memang diantara  3 bersaudara itu si bungsulah yang tanduknya paling cantik.
Ok kalau begitu ayo kita pergi”. Jawab si bungsu merasa tertantang dengan perkataan si sulung
Merekapun pergi untuk mencari makanan, si bungsu pergi sendiri menyusuri hutan sedang si sulung pergi bersama si tengah. Tak lama kemudian Si bungsu dengan tanduk yang sangat cantik itu tiba di sebuah danau yang sangat jernih airnya.
“Hm,...betapa cantiknya tanduk yang kumiliki ini, tak ada seorangpun yng memilikinya” .ujar si bungsu tersebut memuji keelokan tanduknya sambil memandang bayangannya di air.
Setelah puas, iapun melanjutkan perjalanannya. Saat sedang berjalan ia menatap ke arah kaki kecilnya. Lalu berhenti sejenak. “ tapi kakiku kecil dan tidak gagah, andaikan kakiku besar dan gagah pasti aku akan terlihat sempurna.”keluhnya.
Setalah lama berjalan ,Langkahnya kembali terhenti  karena ia mendengar sesuatu. “seperti suara raja hutan”.ucapnya dalam hati. Tiba-tiba dari balik semak-semak datanglah seekor singa yang terlihat sedang lapar. Ia hendak menerkam sibungsu tersebut. Si bungsu kaget, ia segera berlari sekuat tenaga dengan kaki kecilnya menghindari kejaran singa tersebut.  Rusa tersebut berlari hingga akhirnya singa tersebut sudah tak terkejar lagi. Ia berjalan sambil terus menengok ke belakang memastikan singa tersebut sudah tidak mengejarnya lagi. Namun perkiraannya salah, ternyata singa terssebut masih mengejarnya dan hendak menerkamnya, sementara itu ia tidak bisa pergi kemana-mana karena tanduknya telah tersangkut di ranting pohon.
Graaaawr..mau kemana kau rusa, sekarang kau akan jadi milikku” ujar singa  buas dengan wajah sangat kelaparan menatap ke arah si bungsu terebut. Saat itulah si bungsu sadar bahwa tanduknya tersebut hanya menyusahkan dirinya, namun kaki kecilnya yang selama ini tidak ia syukuri justru telah menyelamatkannya dari kejaran singa yang buas. Sekarang yang bisa ia lakukan adalah pasrah dan hanya bisa menyesali perbuatannya. Si bungsu berharap saat itu Saudaranya datang menyelamatkannya dan jika itu terjadi ia janji tidak akan sombong lagi. Sesalnya
Tak lama kemudian si sulung dan si tegah datang, melihat apa yang sedang terjadi dihadapannya si sulung kaget dan panik. Si sulung mencari ide bagaimana supaya singa itu pergi dan tidak jadi memakan adiknya itu. Akhirnya demi menyelamatkan adiknya itu si sulung memberanikan diri menyerang singa itu dengan tanduk yang dimilikinya walaupun tanduknya itu tidak seindah si bungsu. Dengan segera si sulung berlari menuju singa buas itu dan menyeruduk singa itu hingga terjungkal dan akhirnya singa itupun pergi. Si tengah langsung menyelamatkan si bungsu yang tanduknya tersangkut.
“Terimakasih saudaraku, sekarang aku sadar tidak ada yang sempurna di dunia ini dan tidak ada yang pantas disombongkan. Maafkan aku”. Ucap si sulung merasa menyesal dengan perbuatannya.
“Syukurlah kalau kamu sudah sadar semoga ini menjadi pelajaran bagi kita.” Ucap si sulung
Dari balik semak datang lah ibu Rusa.
“Jadi kenalilah kekuatan dan kelemahan kita baik-baik syukurilah apa yang kita miliki”. Ujar Ibu rusa menasihati anak-anaknya.
Akhirnya setelah kejadian itu mereka kembali kerumah dan bersama-sama lagi dengan rukun tanpa ada rasa sombong diantara mereka.

0 komentar:

Blogger news


About